MEMAHAMI, MENERIMA, DAN MENYAYANGI DIRI SENDIRI VERSI ANAS

 

Assalamu ‘alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Perkenalkan nama saya Anas Bahiyu Sakti, mahasiswa baru dari Fakultas Ilmu Komputer Program Studi Teknologi Informasi, cluster 31 Universitas Brawijaya. Melalui tulisan ini saya ingin menjelaskan tentang bagaimana agar kita bisa memahami, menerima, dan menyayangi diri sendiri serta bagaimana juga saya menerapkannya pada diri saya.

Memahami, menerima, dan menyayangi diri sendiri bisa diartikan sebagai mencintai diri sendiri. Hal yang sangat mudah untuk diucapkan, tetapi sebenarnya sangat sulit untuk dilakukan. Mungkin tidak semua orang bisa memahami arti dari mencintai diri sendiri. Mungkin juga akan terasa lebih mudah untuk mengerti arti dari mencintai orang lain daripada mencintai diri sendiri. Padahal sebenarnya mencintai diri sendiri adalah langskah yang sangat penting sebelum kita bisa mencintai orang lain. Mencintai diri sendiri adalah tentang penerimaan diri, penguasaan diri, dan rasa hormat kepada diri sendiri. Hal inilah yang akan menjadi kekuatan dalam melangkah dan menjalani hidup dengan perasaan bahagia.

Mencintai diri sendiri tidak pernah menjadi suatu yang buruk selama kita tahu bagaimana melakukannya dengan cara yang baik dan tidak berlebihan.Saya sendiri termasuk orang yang mudah memahami diri sendiri, saya sangat tau bagaimana kondisi hati dan fisik saya dalam berbagai situasi. Seperti, bagaimana ketika saya sedang merasa marah, sedih, malu, takut, ataupun bahagia. Saya tau batas kemampuan fisik saya ketika melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan dan yang terpenting saya tau bagaimana harus bersikap kepada diri saya sendiri. Saya tidak akan memaksakan sesuatu ketika kondisi hati dan fisik saya tidak dalam keadaan baik. Bukan berarti saya adalah orang yang tidak professional atau tidak bisa beradaptasi terhadap situasi. Hanya saja, saya tau betul bagaimana harus diam sejenak, beristirahat, kemudian kembali mengatur strategi untuk melangkah lebih jauh lagi.

Tentang penerimaan diri, saya termasuk orang yang bisa menerima diri saya sendiri dengan lapang dada, selama saya sudah melakukan hal yang terbaik yang saya bisa. Tidak ada manusia yang sempurna dan saya paham itu. Tentang semua kekurangan saya? Saya selalu berusaha menyiasatinya dengan kelebihan yang saya punya. Ketika saya merasa ada hal buruk yang terjadi kepada saya, saya selalu berusaha yakin bahwa di setiap kesulitan pasti ada kemudahan. Ya, di dalam kondisi apapun yang saya hadapi saya akan selalu menyertakan kata “berusaha” sebab terkadang ada hal-hal yang tidak bisa dipaksakan. Ada hal-hal di luar kendali kita sebagai manusia. Cara terbaik yang bisa kita lakukan hanyalah selalu berusaha dan berdoa serta menerima diri kita apa adanya.

Kemudian tentang cara menyayangi diri sendiri. Saya adalah tipe orang yang selalu memberikan apresiasi terhadap pencapaian-pencapaian kecil yang saya dapatkan. Sebagai ucapan terimakasih kepada diri sendiri karena telah berhasil melalui hari yang berat dengan perasaan bahagia. Saya tidak pernah membiarkan diri saya terlalu lama berlarut-larut dalam kesedihan, saya tidak suka membiarkan hati saya terisi dengan dendam atau amarah kepada seseorang. Bukan karena saya adalah seorang yang pemaaf. Tapi karena saya sadar bahwa hati saya berharga dan pantas untuk merasa tenang. Saya selalu bersyukur atas kehidupan yang saya miliki, walaupun tidak selalu berjalan seperti yang saya inginkan tapi saya selalu yakin bahwa apa yang ditakdirkan untuk saya tidak akan pernah melewatkan saya dan apa yang melewatkan saya tidak akan pernah menjadi takdir saya.

Terakhir, untuk semua orang yang telah meluangkan waktunya untuk membaca tulisan saya, saya mengucapkan banyak terimakasih untuk waktunya dan saya juga ingin berpesan kepada kalian semua untuk mencintai diri sendiri dengan cara tetap berdiam diri di rumah di kala pandemi ini. “Hindari corona, tetaplah hidup walau tak berguna”. Wassalamu ‘alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.


Komentar